WASHINGTON - Penasihat urusan kebijakan luar
negeri dari bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS) Mitt Romney
menyarankan agar negaranya tidak gentar dalam menghadapi China. Selain
itu, AS juga harus membatasi ambisi China yang saat ini muncul sebagai
kekuatan dunia.
Desakan itu muncul setelah Wakil Presiden China Xi Jinping berkunjung ke AS untuk membicarakan masalah kerja sama militer bersama.
"Kita dapat menempatkan kebijakan kita dalam hal 'bagaimana menciptakan keseimbangan kekuatan' dan pencapaian kepentingan nasional. Kita tentunya akan bersikap lebih tegas dibanding sekarang, namun sikap kita nampaknya tidak akan disukai oleh China," ujar penasihat politik luar negeri Romney, Aaron Friedberg, seperti dikutip Telegraph, Rabu (15/2/2012).
"Saya rasa, China harus menyadari realita itu, mereka tidak bodoh, dan ketika mereka mulai sadar apa yang kita lakukan, mereka akan mundur dari ambisinya. Meski demikian, China juga takkan menyerah begitu saja," imbuhnya.
Hubungan Negeri Paman Sam dan Negeri Panda itu mulai memburuk seiring dengan adanya konflik Suriah dan sikap Israel terhadap Iran. Beijing tampaknya lebih memilih untuk menggandeng Moskow dalam menanggapi isu tersebut.
Romney yang saat ini masih berlomba-lomba untuk menjadi kandidat Presiden AS juga tampil sebagai figur yang siap mengkonfrontir China. Menurut Romney, kekalahan dalam konfrontasi melawan China akan berdampak buruk, bahkan lebih buruk dibanding mengabaikan pelanggaran hukum internasional.
Bila menjabat sebagai Presiden AS, Romney juga berniat untuk menyebut China sebagai manipulator keuangan dunia. Pernyataan Romney tampaknya tidak mungkin dilakukan Presiden Barack Obama,
Desakan itu muncul setelah Wakil Presiden China Xi Jinping berkunjung ke AS untuk membicarakan masalah kerja sama militer bersama.
"Kita dapat menempatkan kebijakan kita dalam hal 'bagaimana menciptakan keseimbangan kekuatan' dan pencapaian kepentingan nasional. Kita tentunya akan bersikap lebih tegas dibanding sekarang, namun sikap kita nampaknya tidak akan disukai oleh China," ujar penasihat politik luar negeri Romney, Aaron Friedberg, seperti dikutip Telegraph, Rabu (15/2/2012).
"Saya rasa, China harus menyadari realita itu, mereka tidak bodoh, dan ketika mereka mulai sadar apa yang kita lakukan, mereka akan mundur dari ambisinya. Meski demikian, China juga takkan menyerah begitu saja," imbuhnya.
Hubungan Negeri Paman Sam dan Negeri Panda itu mulai memburuk seiring dengan adanya konflik Suriah dan sikap Israel terhadap Iran. Beijing tampaknya lebih memilih untuk menggandeng Moskow dalam menanggapi isu tersebut.
Romney yang saat ini masih berlomba-lomba untuk menjadi kandidat Presiden AS juga tampil sebagai figur yang siap mengkonfrontir China. Menurut Romney, kekalahan dalam konfrontasi melawan China akan berdampak buruk, bahkan lebih buruk dibanding mengabaikan pelanggaran hukum internasional.
Bila menjabat sebagai Presiden AS, Romney juga berniat untuk menyebut China sebagai manipulator keuangan dunia. Pernyataan Romney tampaknya tidak mungkin dilakukan Presiden Barack Obama,
(AUL) Ref ; OkeZone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar