Inilah kota, dimana semua aktivitas dan kesibukan yang dimiliki
mempengaruhi dan bergantung satu sama lain. Seperti halnya iklan yang
juga bergantung pada pembacanya, tidak dilirik maka produk tidak akan
dikenal. Usaha keras dalam menjaring pelanggan membuat developer iklan
semakin kreatif dalam menciptakan iklan terbaik walaupun itu bisa
berakibat buruk bagi pembacanya. Untuk itu, bagi Anda yang suka membaca
dan melirik iklan di jalanan berhati hatilah ketika jatuh cinta dengan
banner tersebut.
Seorang pengendara motor mengalami luka
kritis disebabkan menabrak bagian belakang angkutan umum. Pengakuannya
hanya karena sebuah iklan di jalan, iklan dengan tampilan seksi membuat
pria ini lupa menginjak rem kenderaannya. Peristiwa ini memang tidak
aneh, saya sendiri juga sering melirik iklan yang berserakan dijalan.
Apalagi iklan tersebut menggiurkan dengan banner besar melintas di
sepanjang jalan. Belum habis melirik iklan itu banner yang lain menunggu
didepannya, sepanjang jalan pemandangan sudut kota dipenuhi iklan yang
menggiurkan. Bagi mereka yang hobi berbelanja tentunya tidak akan
melewati penawaran terbaik.
Dunia Iklan Tidak Beretika
Jalanan yang dipenuhi iklan bisa membuat
tata kota semakin menarik, tapi dengan terlalu banyaknya iklan tata
kota semakin jelek. Bahkan pohon peneduh di trotoar tertutup karena
ukurannya yang sangat besar. Ada beberapa iklan tidak memiliki etika dan
kesopanan, tidak layak untuk dilihat anak kecil. Developer menutup mata, yang mereka tahu bahwa iklan menarikdan bisa membuat penjualan client mereka meningkat.
Etika dalam beriklan tidak ada?
Sebenarnya kalau pemerintah membuka mata untuk lebih menata iklan
menjadi lebih sopan dan tertata rapi, setidaknya bisa membuat tata kota
lebih menarik dan mengurangi resiko kecelakaan diatas. Iklan memang
menambah kantong pemerintah melalui pajak tetapi bukan berarti etika
iklan dikesampingkan. Bahkan beberapa tiang iklan yang ada kondisinya
tidak layak untuk digunakan, kalau hujan deras bisa saja roboh dan
berbahaya bagi pengendara.
Undang Undang Pornografi
Ribut ribut masalah pornografi saat ini
hanya berada diseputar dunia internet dan televisi. UU pornografi
didunia nyata seperti iklan belum terealisasi, padahal banner dijalanan
dilihat secara umum dan tidak memiliki batas usia. Untuk mengakses
internet ataupun menonton siaran televisi memerlukan perangkat koneksi
yang terhubung dijaringan, pemerintah bersikeras untuk menutup konten pornografi
didalamnya. Tapi untuk melihat konten seksi dijalanan cukup hanya
melintasi kawasan yang penuh dengan banner dan penawaran luar biasa.
Pemerintahan yang hebat, menutup mata didunia nyata dan ribut didunia
maya. Pornografi didunia maya sebenarnya hanya perlu bimbingan dan
arahan orang tua tentang penggunaan internet, tapi kalau seorang anak kecil melihat konten iklan atau banner yang tidak beretika, apakah matanya harus ditutup sepanjang jalan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar