Kaya dan miskin, banyak orang
menganggap sebuah batasan hidup menjadi lebih besar hanya karena dua
golongan, yang sebenarnya masing-masing memiliki ketergantungan.
Ini hidup yang kaya warna tanpa kita sadari bahwa miskin adalah anugerah terbesar dalam hidup
dibandingkan hidup bergelimang harta. Dalam miskin kita bisa lebih
mendekatkan diri dengan Tuhan dan terkadang memiliki rasa cemburu yang
berlebihan. Kaya lebih dipandang orang menjadi patokan hidup, tapi
sebenarnya kita tak sepenuhnya mengetahui dari mana mereka memperoleh
harta. Terkadang, si Kaya sibuk memikirkan bagaimana menambah dan
menyelamatkan hartanya.
Kaya akan selalu mencari miskin
untuk memberikan sebagian hartanya sebagai pembersihan, dan miskin
selalu mengharapkan kehadiran tangan suci si Kaya untuk membantu
hidupnya menjadi lebih baik. Kaya dan miskin
adalah suatu rantai dan akan selalu mengikat satu sama lain. Hidup
hanya sekali, kita dilahirkan dalam keadaan miskin tanpa membawa harta.
Jangan pernah menyesali ketika miskin berada di lingkungan kita karena mereka adalah anugerah bagi Anda untuk tetap disebut Kaya dan selalu di sanjung si Miskin hingga lupa siapa Anda sebenarnya.
Untukmu, sekali dalam hidup untuk
mengulurkan tangan kepada si Miskin agar tetap dirimu disebut si Kaya.
Anda tak akan di sebut Kaya jika belum pernah ‘membantu’ si Miskin
menjadi layak hidupnya, bahkan Anda akan disebut miskin dibalik harta
yang tersimpan.
Inilah negara kita yang menyimpan banyak
budaya dan beragam agama, tak sedikit dari kita yang memiliki hidup
lebih dari cukup. Yang kaya sibuk menambah harta benda tanpa pernah
membantu kehidupan si Miskin. Hidup bukan hanya ber-zakat, memberi
sekarung beras di hari lebaran dan ber-infaq, atau Anda lebih senang agar tetap ‘dipandang’ di tengah-tengah lingkungan miskin?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar