Google Transtools

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Buku Tamu

Minggu, 26 Februari 2012

Pemakaman, Tak Jauh Beda Dengan TPS

Manusia hidup dan kemudian mati, mereka dijauhkan dari pemukiman hingga tak beda dengan sampah.
Kira kira, seperti itukah gambaran sebuah makam? Mereka yang mati di tempatkan di sebuah pemakaman yang jauh dari pemukiman, apa bedanya dengan TPS (Tempat Pembuangan Sampah)? Hampir tak ada bedanya, bahkan sampah bisa menjadi nilai tambah bagi kaum kecil untuk mengais organik dan sampah daur ulang.

Mungkin pendapat itu hanya tersirat bagi mereka yang sinis dan tak percaya dengan kehidupan lain. Mereka mungkin berfikir ketika tubuh mereka mati dan bukan menjadi masalah untuk di bumi hanguskan ataupun dibuang daripada membuat dunia semakin sempit. Tapi ini masalah religi dimana seseorang mempercayai dan menghormati mereka yang telah mati.
Anda tau, bahwa jepretan ini nyata! Sebuah pemakaman kaum Tionghoa telah dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) bagi masyarakat setempat. Tak hanya itu, di lokasi ini juga tersedia pemakaman muslim yang mungkin juga berimbas sama. Jangan tanya saya seberapa luas lokasi pemakaman karena disini satu satunya pemakaman terbesar bagi kaum Tionghoa di sudut kota Medan.
Sampah itu berserakan, menumpuk disepanjang jalan pemakaman. Padahal larangan pembuangan sampah sudah diterapkan dan pernah dibatasi dengan sekat, tapi toh TPS tetap menjadi kenyataan. Apa yang terjadi karena tong sampah yang disediakan hampir tak ada hingga membuat masyarakat terpaksa harus mengurus sampah mereka sendiri. Ya, kita bicara soal pencemaran lingkungan.


Mayoritas penduduk lokasi ini bisa dikatakan muslim dan kristiani, hingga mungkin mereka berfikir bahwa pemakaman itu bukan suatu yang dianggap penting. Suatu hal yang bisa berimbas realitas sosial, saya tak melihat adanya ke-bhineka-an, ternyata kita ini ‘berebeda-beda tetap berbeda juga’. Apakah penting makam leluhur mu? Bayangkan bahwasannya pemakaman itu milik keluarga yang hanya dihiasi dengan taman taman sampah. Pemakaman itu lebih dulu berada disana selama berpuluh puluh tahun, hingga manusia membuat dunia semakin sempit.
Tak hanya sampah, pemakaman lain juga sering mengalami penggusuran hanya untuk menutupi nafsu duniawi. Dalam sekejap mereka telah diubah menjadi Mall dan pusat perkantoran.
Negara beragama, menganut Pancasila yang sebenarnya tak patut mengecap dirimu. Tak satupun norma itu melekat hingga membuat warna kulit sebuah perbedaan besar diantaranya. Semuanya? Tidak seperti itu, tapi ternyata lebih banyak dari kita tak menganutnya sama sekali. Kita ini rentan,…. rentan perang saudara, “Lo senggol, gua bacok!”
Dan mulai sekarang, kau harus mempersiapkan dimana pemakamanmu nanti. Seperti layaknya memilih perumahan yang sulit digusur hingga tidurmu nyenyak sepanjang tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INGIN DOMAIN GRATIS 100% , -.COM-.NET-.ORG

INGIN DOMAIN GRATIS 100% , -.COM-.NET-.ORG
Syarat Cuman Menambahkan Teman/Pengguna (REFER FRIENDS) minimal 9 pengguna Max. 16 Pengguna.

Arsip Blog