Tak ada istilah pensiun bagi
mereka yang berprofesi sebagai penarik becak, usia renta pun dengan
terpaksa memeras keringat hingga ajal tiba.
Sebelum adanya becak bermotor, becak
dayung menjadi salah satu transportasi jarak dekat yang cukup memuaskan.
Kita tidak dihidangkan dengan suara bising motor yang terkadang
berbunyi keras, tapi dengan celoteh sang penarik becak tua menghibur ngalor ngidul. Dalam obrolan sang penarik becak dayung, tak jarang saya menemukan cerita unik dan menghibur.
“Soal uang itu biasa, manusia tidak akan pernah puas.”
Becak ini telah menjadi teman setia dari usia muda, begitu pula anak jalanan yang telah hafal dengan raut muka yang semakin tua. Jangan bilang bahwa Pak Tua
tidak memiliki tanggungan, bahkan anaknya sempat menjalani skripsi di
salah satu Universitas. Jenjang ekonomi bukan pembatas yang pasti tak
akan membuat keringatnya mengering seketika. Dengan becak tua kesayangan
yang sudah menemani lebih dari 20 tahun, miskin dan masalah keuangan
bukan hal yang harus dibesar besarkan.
Profesi itu dijalani dengan hati ikhlas,
bukan dengan pesimis yang terkadang iri dengan profesi orang lain. Pak
Tua mungkin salah satu penarik becak
dayung yang miskin dan kian tersingkir dengan adanya becak bermotor,
itu bukan menjadi kendala baginya. Diantara pelanggan becak, masih ada
yang merindukan celoteh Pak Tua di atas becak tua nya.
Kita bukan bicara miskin ataupun kurang
manusiawi saat menaiki becak yang ditarik oleh seorang tua renta. Kita
bicara tentang profesi dan sosialisasi terhadap orang lain, dalam hal
ini pelanggan.
Masalah miskin tak akan ada habisnya, masalah profesi banyak yang salah jalan. Sadari dan kenali diri bahwa kemampuan saya hanya menarik becak.
Inilah hidup yang memberikan kesempatan
baginya untuk mencoba jalan hidup lain. Semasa muda berbagai usaha telah
dijalankan, tapi itu bukan berdasarkan kemampuan hingga akhirnya
berakhir diatas sebuah becak.
Miskin, Tapi Bukan Miskin
Bahkan banyak orang berkecukupan tapi dirinya terlihat miskin, berbagai cara dilakukan walaupun harus menempuh jalan haram.
Miskin hanya sebutan bagi mereka yang tidak berkecukupan, tapi bukan
miskin jiwa dan semangat. Penarik becak miskin seolah tak pernah
mengeluh walau kondisi alam kurang mendukung. Dia kaya dengan semangat
dan tetap terus bekerja di bawah terik matahari dan derasnya hujan. Miskin itu datang ketika hati merasa tak pernah puas. Pak Tua bangga dengan celoteh harian walaupun keringat bercucuran, menikmati profesi ternyata tak berat bahkan mampu mencukupi kebutuhan keluarga.
Dan saya, tak akan pernah sanggup menyebut Pak Tua sebagai seorang yang miskin.
Dan saya, tak akan pernah sanggup menyebut Pak Tua sebagai seorang yang miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar